Read more: http://gatraputraperdana.blogspot.com/2011/10/ok-sob-langsung-saja.html#ixzz1ep24MTJy

Sunday, December 11, 2011

LAPORAN PENELITIAN
Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan
“Mekanisme Perekonomian  Masyarakat Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah”



 Di susun oleh :

Fajar Ali Fahmi                     (10.05.2.1.1.00011)



 
            PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2011

                                                                           
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga tugas akhir mata kuliah Sosiologi Pedesaan yang berjudul “Mekanisme Perekonomian  Masyarakat Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah” ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Dalam penyelesaian penelitian ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
  1. Ibu Syamsu Budiyanti. S.sos, M.si selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Pedesaan.
  2. Ibu Syamsu Budiyanti. S.sos, M.si selaku dosen pembimbing dalam penelitian yang saya lakukan.
  3. Buat teman-teman yang selalu memberi masukan, dukungan serta solusi guna perbaikan penelitian saya.
  4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini belumlah sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, sangat penulis harapkan. Atas saran dan kritiknya penulis ucapkan terima kasih.



                                                                                Bangkalan, 07 Nopember 2011
                                                                                             
                                                                                                           Penulis

  

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Desa merupakan tempat masyarakat tinggal, berkuasa. Desa sendiri dari bahasa India yakni swadesi yang berarti tempat asal , tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang berujuk pada satu kesatuan hidup dengan norma serta memiliki batas yang jelas.  Pengertian desa menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang pemerintah daerah, Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia. (Inayatullah dalam Yuliati,1997)
Pengertian Desa menurut Sutardjo Kartohadikusumo adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Dan adapun ciri-ciri kehidupan masyarakat Desa, antara lain:
a. Masyarakatnya erat sekali hubungannya dengan alam
b. Penduduk di desa merupakan unit social dan unit kerja
c. Masyarakat desa mewujudkan paguyuban/gemainschaft (Kartohadikusumo dalam Yuliati,1997)
Literatur masyarakat pedesaan di sebut dengan istilah “ Rural Community “. Pada umumnya masyarakat desa dalam kehidupan sehari - hari patuh pada tradisi dan adat - istiadat dari turun temurun. Bukan berarti tradisi dan adat -istiadat yang di anut semua tidak menunjang usaha pembangunan , sebagian justru dibutuhkan dan berguna dalam proses pembangunan tetapi harus diakui sebagian dari tradisi dan adat -istiadat yang dianut menghambat dan  menghalangi usaha pembangunan. Disamping kuat dalam memegang teguh norma dan adat - istiadat, menurut smith,1980 (dalam Roucek dan Warren 1984) penduduk desa mempunyai psikologi yang konsevatif dan suka curiga terhadap orang luar. Sedangkan menurut Roucek dan Waren (1984) sendiri mendefinisikan desa sebagai bentuk yang diteruskan antara penduduknya dengan lembaga mereka diwilayah setempat dimana mereka tinggal, yaitu ladang-ladang yang berserak dan dikampung yang biasanya menjadi pusat segala aktivitas mereka bersama. Masyarakat didaerah pedesaan berhubungan satu sama lain dengan kunjung mengunjungi, pinjam meminjam alat-alat perlengkapan, bertukar jasa, tolong menolong atau ikut serta dalam aktivitas-aktivitas sosial (Roucek dan Waren,Yuliati dan Poernomo, 1984)
Kehidupan perekonomian masyarakat pedesaan sangat kental dengan sistem kekerabatan, walaupun dalam beberapa wilayah perkembangan system perekonomian sudah mulai modern. Dari system kekerabatan yang masih sangat kental, Masyarakat pedesaan cenderung lebih mengutamakan aspek kepercayaan terhadap pembeli. Namun bagi masyarakat Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Propinsi jawa Tengah pada umumnya bekerja di pasar yaitu sebagai seorang pedagang yang masih menggunakan sistem kekerabatan yang sangat kental. Hal tersebut dapat dilihat dari kehidupan masyarakat kecamatan Kaliangkrik, khususnya di Desa Beseran. Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang ini memiliki luas wilayah 122  ha. Desa  secara pemerintahan terbagi menjadi 5 Dusun, Dusun Beseran I, Dusun Beseran II, Dusun Kaliganen, Dusun Tarip, Dusun Torip. Desa Beseran memiliki lahan persawahan yang cukup luas, Yaitu 90 ha.
    
1.2.      Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah mekanisme perekonomian di Desa Beseran terjadi ?
2.      Apa dampak dari mekanisme perekonomian terhadap kehidupan masyarakat Desa Beseran ?

1.3.    Kerangka Teori

1.3.1 Teori Modernisasi (Industrialisasi)
Herbert Spencer menganalogikan masyarakat sebagai layaknya perkembangan mahkluk hidup. Manusia dan masyarakat termasuk didalamnya kebudayaan mengalami perkembangan secara bertahap. Mula-mula berasal dari bentuk yang sederhana kemudian berkembang dalam bentuk yang lebih kompleks menuju tahap akhir yang sempurna.
Menurut Herbert Spencer, suatu organisme akan bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi antar organ-organnya. Kesempurnaan organisme dicirikan oleh kompleksitas, differensiasi dan integrasi. Perkembangan masyarakat pada dasarnya berarti pertambahan diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja dan perubahan dari keadaan homogen menjadi heterogen. Spencer berusaha meyakinkan bahwa masyarakat tanpa diferensiasi pada tahap pra industri secara intern justru tidak stabil yang disebabkan oleh pertentangan di antara mereka sendiri. Pada masyarakat industri yang telah terdiferensiasi dengan mantap akan terjadi suatu stabilitas menuju kehidupan yang damai. Masyarakat industri ditandai dengan meningkatnya perlindungan atas hak individu, berkurangnya kekuasaan pemerintah, berakhirnya peperangan antar negara, terhapusnya batas-batas negara dan terwujudnya masyarakat global. terhapusnya batas-batas negara dan terwujudnya masyarakat global.
1.3.2  Masyarakat Tradisional ke Modern
Max Weber  membagi tipe masyarakat ke dalam dua bentuk yaitu masyrakat tradisional dan rasional. Masyarakat tradisional adalah suatu bentuk tipe masyarakat  yang selalu mengorentasikan seluruh mekanisme tindakan sosialnya kepada tradisi. Ada beberapa ciri masyarakat tradisional yaitu :
1.      Berlandaskan hukum normatif yang telah di sepakati oleh masyarakat.
2.      Kebiasaan dalam masyarakat ini di anggap sebagai sesuatu yang suci dan sakral.
3.      Berkembang status bentuk kewenagan dan kekuasaan.
4.      Terdapat struktur kepeminpinan dalam masyarakat.

Masyarakat rasional adalah suatu bentuk tipe masyarakat yang telah mengorentasikan seluruh mekanisme tindakan sosialnya kepada pemikiran-pemikiran dan pertimbangan, sehingga dapat di terima dengan baik dan dapat di pertanggung jawabkan.
Ciri-ciri masyarakat rasional:
1.      Sistematis dan depersonali. Interaksi kemasyarakatan di dasarkan pada bentuk- bentuk pasrah melalui aturan birokrasi yang telah ditetapkan.
2.      Kecenderungan kearah kecepatan pertumbuhan spesialisasi.
3.      Sikap kritis terhadap tradisi dianggap bernilai karena hal itu berguna bagi masa depan.
4.      Runtuhnya ikatan-ikatan pribadi yang bersifat khusus digantikan dengan tumbuhnya penilaian universal.
5.      Efisiensi lembaga norma-norma tertinggi yang mengcakup bila nilai-nilai norma yang lain.

Sementara, Emile Durkheim membagi solidaritas menjadi dua tipe yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis. Masyarakat solidaritas mekanis adalah suatu bentuk tipe masyarakat di mana individu-individu sebgaiai bagian dari masyarakat yang terikat secara homogen ke dalam kesatuan-kesatuan sosial dan kesadaran kolektif yang bersifat represif, selain itu setiap pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang berlaku terdapat sanksi yang di keluarkan.
Ciri-ciri masyarakat dengan solidaritas mekanis:
1.      Ikatan kehidupan masyarakat bersifat homogen.
2.      Tidak terdapat pembagian kerja sosial.
3.      Terdapat kesadaran kolektif yang bersifat represif, di mana terdapat sanksi-sanksi yang telah di buat.
Masyarakat dengan solidaritas organis adalah suatu bentuk tipe masyarakat dimana keadaannya telah berkembang menjadi masyarakat heterogen dan semakin mandiri sebagai akibat dari kian berkembangnya pembagian kerja sosial.
Ciri-ciri masyarakat solidaritas organis :
1.      Ikatan kehidupan masyarakat bersifat hetrogen.
2.      Terdapat pembagian kerja sosial.
3.      Terdapatn kesadaran kolektif yang bersifat restutif, dimana peraturan hanya berlaku untuk induvidu yang telah berada di daerah otonom.
4.      Adanya rasa ketergantungan antar individu, karena indoividu hanyalah merupakan suatu bagian dari pembagian pekerja sosial. 

Selain pemikir diatas, Robert K. Merton membagi tipe masyarakat kedalam dua bentuk, yaitu masyarakat lokalistik dan kosmopolit. Masyarakat lokalistik adalah suatu bentuk tipe masyarakat yang memiliki pola hubungan sosial yang hanya terbatas pada hubungan antar anggota masyarakat itu sendiri, sehingga perubahan-perubahan jarang terjadi pada masyarakat tersebut.
 Ciri-ciri masyarakat lokalistik :
1.      Merupakan masyarakat yang belum atau sedang berkembang.
2.      Kepemimpinan bersifat serba bisa.
3.      Interaksi social bersifat tertutup, dengan maksud hubungan sosial hanya terbatas antar anggota pada masyarakat itu sendiri sehingga jarang di temukan perubahan.
4.      Berkembang nilai budaya yang fatalis dan paternalistik.
Masyarakat kosmopolit adalah suatu bentuk tipe masyarakat yang mampu melakukan interaksi dengan anggota-anggota masyarakat yang lain di luar masyrakatnya sendiri, sehingga memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan yang pesat pada lingkungannya.
            Ciri-ciri masyarakat kosmopolit
1.      Masyarakat telah berkembang.
2.      Struktur kekuasaan, antara yang berkuasa dan yang di kuasai jumlahnya seimbang.
3.      Kepemimpinan, pengaruh kekuasaannya terbatas pada bidang spesialisasi tertentu.
4.      Interaksi sosial bersifat terbuka, sehingga dapat dan mudah dalam menerima perubahan.
5.      Berkembang sikap empati setinggi-tingginya, yaitu kesediaan untu memahami dan mendudukkan dirinya pada peranan orang lain.

Selain itu, Ferdinand Tonnies membagi tipe masyarakat kedalam dua bentuk, yaitu masyarakat gemeinschaf dan gesselschaf.   
Gemeinschaf: bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta besifat kekal.
Ciri-ciri masyarakat gemeinschaf
1.      Kehendak bersama lebih dominan.
2.      Mengedepankan anggota sebagai keseluruhan.
3.      Kepentingan bersama lebih mengedepankan.
4.      Di kuasai keyakinan tertentu.
5.      Agama sebagai pedoman.
6.      Solidaritas alami.
7.      Pemilikan bersama.                                                                                        
Gesselschaf adalah bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang besifat
 pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek.
Ciri-ciri masyarakat gesselschaf
1.      Kehendak individu lebih menonjol.
2.      Tujuan pribadi.
3.      Sanksi pemaksa yang bersifat ekternal.
4.      Solidariatas kontraktual.
5.      Kepemilikan pribadi.
6.      Agama sebagai pedoman.

1.4.            Metodelogi penelitian

1.4.1.  Metode Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, data yang dihasilkan bersifat deskriptif, yaitu berupa kata - kata tertulis atau lisan dari subjek, ataupun perilaku tertentu yang bisa diamati, maka metode yang digunakan adalah metode kualitatif.
Pertimbangan penggunaan metode kualitatif adalah sebaga berikut :
1. Metode kualitatif lebih sensitif, dengan penajaman pengaruh terhadap
pola yang dihadapi.
2. Metode kualitatif sangat mudah menyesuaikan diri dan fleksibel dalam
menghadapi kenyataan di lapangan.
3. Metode kualitatif dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden.
1.4.2.  Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan beberapa metode seperti metode studi pustaka , metode observasi, metode wawancara, serta metode dokumentasi. Berikut penjelasan mengenai masing-masing metode tersebut :
1.4.3.  Metode Studi Kepustakaan
Yang dimaksud dengan metode studi kepustakaan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dengan cara memanfaatkan buku, literatur atau hasil karya penelitian orang lain, buku - buku tentang pendapat, teori atau hukum - hukum dan lain - lain yang sangat diperlukan guna menambah bobot ilmiah penelitian ini, disamping itu untuk menambah cakrawala wacana peneliti. Urgensinya telaah pustaka atau studi kepustakaan dalam suatu penelitian yaitu dimaksudkan untuk menentukan teori-teori, konsep konsep dan generalisasi-generalisasi, untuk dijadikan landasan teori bagi penelitian yang akan dilakukan. Landasan ini penting agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh.. Melalui telaah pustaka akan mengantarkan peneliti untuk dapat mengetahui prosedur serta instrumen mana yang dapat digunakan dan mana yang kurang dapat memberikan hasil dalam mencapai tujuan penelitian.

 1.4.4. Metode observasi
Pengamatan sebagai teknik pengumpulan data yang mengandalkan indera mata dengan tujuan untuk melihat kondisi dan peristiwa yang terjadi dilapangan. Digunakan juga pendekatan yang disebut “Dialogical Interpretation“ yakni suatu bentuk dialog antara peneliti dan informan untuk menangkap makna “subjektif” dan “objektif” dari gejala penelitian. Dalam proses itu peneliti memberi arti subjektif namun interprestasi itu ditawarkan kepada para aktor peristiwa yang bersangkutan, untuk menilai dan memberi tanggapan, benarkah memang begitu yang mereka maksudkan. Metode observasi ini  menggunakan alat bantu kamera digital atau kamera hp.
1.4.5. Metode Wawancara
Wawancara (interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Dalam wawancara tersebut dapat dilakukan secara individu maupun dalam bentuk kelompok, sehingga peneliti mendapatkan data informasi yang otentik.
Jenis wawancara dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Wawancara pembicaraan informal
2) Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.
3) Wawancara baku terbuka
Dalam penelitian ini menerapkan jenis wawancara yang pertama dan yang kedua yaitu wawancara pembicaraan informal. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara demikian dilakukan pada latar alamiah. Hubungan pewawancara dengan yang diwawancarai adalah dalam suasana bisa wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari saja. Sewaktu pembicaraan berjalan, yang diwawancarai malah, barang kali tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai. Dan jenis wawancara yang kedua yaitu pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok - pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pokok - pokok itu dilakukan sebelum wawancara dilakukan. Pokok - pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara hanya berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok - pokok yang direncanakan dapat tercakup seluruhnya. Petunjuk itu mendasarkan diri atas anggapan bahwa ada jawaban yang secara umum akan sama diberikan oleh para responden. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara yang sebenarnya. Metode Wawancara ini dibantu dengan alat tulis. 
1.4.6.  Letak Geografis
            Desa beseran merupakan salah satu desa yannng terletak diwilayah propinsi jawa tengah, Kabupaten Magelang, Kecamatan Kaliangkrik yang merupakan desa di bagian timur dari kecamatan kaliangkrik dan juga merupakan desa yang berbatasa langsung dengan wilayah Kecamatan Bandingan, Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah.
Secara geografis desa beseran terletak pada 7 derajat 28’ 11.40’’ sampai dengan 110 derajat 08’ 51,24’’T, dengan batas desa :
Sebelah Utara      : Desa Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang
Sebelah Timur     : Desa Balekerto Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang
Sebelah Selatan   : Desa Bumirejo Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang
Sebelah Barat       : Desa Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang

1.4.7.  Kependudukan
Jumlah penduduk masyarakat beseran sejumlah 1997 jiwa.
Dan demikian data jumlah penduduk di tiap dusun;
1.      Dusun Beseran 1 jumlah penduduk laki-laki 370 jiwa, perempuan 412  jiwa.
2.      Dusun beseran 2  jumlah penduduk laki-laki 205 jiwa, perempuan 216 jiwa.
3.      Dusun  Kaliganen jumlah penduduk laki-laki 123 jiwa, perempuan 128 jiwa.
4.      Dusun Tarip jumlah penduduk laki-laki 133 jiwa, perempuan 129 jiwa.
5.      Dusun Torip jumlah penduduk laki-laki 141 jiwa, perempuan 130 jiwa.

1.4.8. Potensi Sumber Daya Alam, Sarana dan Prasarana
Sumber daya alam desa Beseran kec. Kaliangkrik Kab. Magelang yang notabene-nya terletak diantara lima gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing,dan Sindoro) tentu terberkahi dengan SDA yang melimpah. Entah kepekaan yang kurang terasah maupun keengganan dari pihak-pihak terkait, sehingga ketersediaan SDA di kab. Magelang belum tergarap secara menyeluruh.
Sarana dan prasarana di Kec Kaliangkrik khususnya di desa Beseran warga masyarakatnya sebagian besar sudah menggunakan sepeda motor pribadi yang digunakan untuk atau sebagai alat transportasi. Sebagaian warga masyarakat juga menggunakan angkodes atau angkutan pedesaan seperti bus mini dan“lyne” / taksi sebagai alat transportasi.
 

1.4.9.  Potensi Sosial dan Ekonomi
Sumber daya/potensi
Banayaknya
Handycraf
Mebelair
Swalayan
Toko Besi dan Bangunan
Depo Pasir
Home Industri Makanan
Pasar Desa
10
3
-
3
1
7
1
(Sumber: Monografi Desa Beseran)
         

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. mekanisme perekonomian di Desa Beseran

2.1.1Mekanisme produksi
Ekonomi rakyat tumbuh secara natural karena adanya sejumlah potensi ekonomi disekelilingnya.  Mulanya mereka tumbuh tanpa adanya insentif artifisial apapun, atau dengan kata lain hanya mengandalkan naluri usaha dan kelimpahan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, serta peluang pasar.  Perlu dipahami bahwa dalam ruang ekonomi nasional pun terdapat sejumlah aktor ekonomi (konglomerat) dengan bentuk usaha yang kontras dengan apa yang diragakan oleh sebagian besar pelaku ekonomi rakyat.  Memiliki modal yang besar, mempunyai akses pasar yang luas, menguasai usaha dari hulu ke hilir, menguasai teknologi produksi dan menejemen usaha modern. Kenapa mereka tidak digolongkan juga dalam ekonomi kerakyatan.  
Karena jumlahnya hanya sedikit sehingga tidak merupakan representasi dari kondisi ekonomi rakyat yang sebenarnya.  Atau dengan kata lain, usaha ekonomi yang diragakan bernilai ekstrim terhadap totalitas ekonomi nasional.  Golongan yang kedua ini biasanya (walaupun tidak semua) lebih banyak tumbuh karena mampu membangun partner usaha yang baik dengan penguasa sehingga memperoleh berbagai bentuk kemudahan usaha dan insentif serta proteksi bisnis.  
Mereka lahir dan berkembang dalam suatu sistem ekonomi yang selama ini lebih menekankan pada peran negara yang dikukuhkan (salah satunya) melalui pengontrolan perusahan swasta dengan rezim insentif yang memihak serta membangun hubungan istimewa dengan pengusaha-pengusaha yang besar yang melahirkan praktik-praktik anti persaingan.  Hal tersebut terbukti banyaknya masyarakat Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang yang memiliki usaha rumahan .
  2.1.2Mekanisme pasar
Padahal ekonomi pasar diperlukan untuk menentukan harga yang tepat (price right) untuk menentukan posisi tawar-menawar yang imbang.    Persepektif yang perlu dianut adalah bahwa keindahan, keadilan dan keseimbangan yang dibangun melalui mekanisme “pasar”nya adalah sesuatu yang harus diakui keberadaannya, minimal telah dibuktikan melalui suatu review teoritis. Yang perlu dilakukan adalah upaya untuk mendekati kondisi indah, adil, dan seimbang melalui berbagai regulasi pemerintah sebagai wujud intervensi yang berimbang dan kontekstual.  Bukan sebaliknya membangun suatu format lain di luar “ekonomi pasar” untuk diacu dalam pembangunan ekonomi nasional.
Semua pihak perlu mendukung affirmative action policy pada usaha kecil-menengah dan koperasi yang diambil oleh pemerintah sesuai dengan tuntutan TAP MPR.  Pembangunan harus dikembangkan dengan berbasiskan ekonomi domestik (bila perlu pada daerah kabupaten/kota) dengan tingkat kemandirian yang tinggi, kepercayaan diri dan kesetaraan, meluasnya kesempatan berusaha dan pendapatan, partisipatif, adanya persaingan yang sehat, keterbukaan/demokratis, dan pemerataan yang berkeadilan.  Semua ini merupakan ciri-ciri dari Ekonomi Kerakyatan yang kita tuju bersama.
Hal tersebut sangat memudahkan masyarakat Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang untuk memasarkan hasil produksinya sesuai dengan tingkat mutu produksinya sehingga pangsa pasarnya bisa menjangkau masyarakat secara keseluruhan


2.1.3Mekanisme distribusi
Saat ini peran distributor dalam pemasaran diakui memberikan andil yang sangat besar bagi penyebaran produk. Bahkan sering muncul anggapan bahwa sebenarnya penguasa pasar itu bukanlah produsen tetapi distributor. Hal ini terjadi karena tanpa distributor produsen tidak akan dapat bersaing dengan lawan-lawan mainnya. Bayangkan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang ini, tanpa kehadiran retail-retail yang jumlahnya tersebar, mereka tidak akan menjangkau konsumen secara luas.Tentu saja bobot pentingnya distributor dalam pemasaran ini berbeda-beda tergantung kepada berbagai faktor seperti jenis produk, pola konsumsi masyarakat, dan cakupan pasar yang ingin dijangkau oleh produsen.
 Sistem Pertama : Produsen menjual ke  agen tunggal, kemudian  mendistribusikan ke berbagai sub-agen yang tersebar di berbagai kota. Umumnya sole agent ini dimiliki oleh produsen itu sendiri. Sub agen ini kemudian menyalurkan produk tersebut ke wholesaler yang meneruskannya ke retailer. Retailer inilah yang menjual langsung kepada konsumen akhir atau kepada warung-warung yang ada. Sistem ini paling banyak digunakan di Indonesia dalam proses distribusi barang.
Sistem Kedua : Hampir sama dengan sistem pertama, namun pada sistem kedua ini peran sub-agen ditiadakan. Jadi sole agent langsung menyalurkan melalui whole saler. Dalam hal ini, sole agent biasanya mendirikan sejumlah cabang sendiri di kota-kota besar. Nampaknya sistem ini digunakan agar pengendalian distribusi di kota-kota besar dapat dilakukan penuh oleh sole agent. Keberhasilan distribusi dengan mengunakan sistem ini ditentukan oleh distributor nasional dengan jaringan cabangnya tersebut.
Sistem Ketiga : Produsen melalui Sole Agent melakukan aktivasi penjualan langsung (direct sales). Pola distribusi ini cocok untuk produk dengan ciri-ciri : frekwensi pemakainnya sering dan tingkat persaingan di retail outket sangat ketat serta distribusi nya intensif. Sistem ini membutuhkan investasi yang besar dalam sarana transportasi, pergudangan dan tenaga penjual.
Sistem Ke empat : Sistem distribusi ini mengandalkan sales force yang menjual langsung kepada konsumen tanpa melalui retailer. Sistem ini dikenal dengan sistem distribusi non-store distribution. Sistem ini biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan direct marketing, termasuk di dalamnya multilevel marketing. 
Sistem Ke Lima : adalah produsen menyalurkan produknya melalui jaringan tokonya. Dari gambaran di atas, terlihat jelas peranan distributor dan kedudukannya dalam strategi pemasaran. Untuk mendukung kerjasama yang lebih erat antara produsen dan distributor, perusahaan-perusahaan biasanya mengembangkan pola partnership dalam sistem distrubusi. Di sisi lain, untuk mengurangi ketergantungan yang besar kepada distributor tertentu, maka produsen bisa mengembangkan multi-channel dan tidak tergantung kepada distributor nasionaltertentu.
Mengingat pentingnya peran distribusi dalam pemasaran perusahaan, sudah seharusnya produsen/ perusahaan mengelola sistem distribusi produk nya (Place), jangan hanya terpaku kepada 3P (Product, Price, Place, dan Promotion).
Besrdasarkan kelima sistem tersebut masyarakat Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang menggunakan sistem  kelima hal itu terbuktinya banyaknya pengusaha rumahan yang memasarkan produknya di sekitar wilayah tersebut  ataupun membuka tempat sendiri untuk menjual hasil produksinya.

2.2.  dampak mekanisme perekonomian di Desa Beseran

Mekanisme tersebut tentu akan berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sehingga industrialisasi rumahan di Desa Beseran perlu dipersiapkan dengan perhitungan yang matang dan serius, agar jangan sampai dengan adanya industrialisasi malah memberi efek negatif bagi rakyat. Perlu diwaspadai dampak negatif dari industrialisasi tersebut. Jangan sampai dengan adanya industrialisasi, kekayaan alam Desa Beseran menjadi ajang eksploitasi dari bangsa asing. Budaya agamis masyarakat tercerabut akibat derasnya budaya asing.
Berdasar banyak fakta sejarah di Indonesia, industrialisasi di suatu daerah, kerap menimbulkan disharmoni sosial dengan penduduk asal. Muncul kekhawatiran bahwa proses industrialisasi dapat menjadi pintu masuk budaya luar yang tidak sesuai . Hal itu bukan suatu hal yang mustahil bakal terjadi. Perkembangan teknologi dan informasi yang disertai dengan nilai-nilai budaya Barat pada akhirnya akan mengikis nilai-nilai Islam yang sudah mengakar di masyarakat.
Dampaknya masyarakat setempat tidak punya cukup kekuatan untuk menolak masuknya budaya luar bercitra negatif dalam komunitas mereka.. Dan secara lambat laun akan mengubah tradisi-tradisi setempat, ke tradisi-tradisi yang lebih mengarah pada budaya asing.
Dari hasil penelitian yang telah kami  laksanakan di Desa Beseran, keterkaitan dengan judul penelitian saya tentang “Mekanisme perekonomian  Masyarakat Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Propinsi jawa Tengah”
 Ternyata dampak secara umum terkait dengan adanya industrialisasi rumahan kemudian kami singkronisasikan di Desa Beseran tentang mekanisme yang di gunakan untuk perekonomian masarakat desa Beseran. Sejauh ini setelah membuat masarakat bisa untuk memenuhi kebutuhan.Begitu pula pada anak-anak atau remaja yang memanfaatkan waktu luang mereka untuk membantu proses pembuatan sehingga perekonomian Desa Beseran tidak akan kesulitan mencari lapangan pekerjaan .


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil Penelitian, yang telah  laksanakan di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang, dan kemudian dibandingkan dengan data hasil interview fakta menunjukkan bahwa tingkat pengangguran masyarakat   mengalami perubahan sebelum dan sesudah menggunakan mekanisme produksi, pasar dan distribusi. Kegiatan-kegiatan seputar perekonomian berjalan dengan baik.  Ibu-ibu, anak-anak , dan remaja sangat berperan pentina dalam proses mekanisme perekonomian. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa tingkat pendapatan masyarakat di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang.

3.2. Saran
Ø  Masyarakat
Dalam pelaksanaan penelitian ini, kami berharap agar masyarak di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kab. Magelang bisa menentukan sendiri apa yang baik dan yang tidak baik bagi kelangsungan perekonomian desa tersebut. Dan tidak akan lupa memanfaatkan SDA maupun SDM.
Ø  Pemerintah Kabupaten
Kami berharap juga kepada pemerintah khususnya Pemerintah kabupaten Magelang agar selalu melakuan penyuluhan kepada masyarakar untuk menjalankan sahanya agar semakin maju dan memberikan pinjaman terhadap pengusaha dengan bunga yang rendah.
Ø  Pihak pengusaha
Dalam melaksanakan industrialisasi sebaiknya pihak swasta memmperhatikan nilai lokal, dan pelestarian lingkungan .



DAFTAR PUSTAKA
Yulianti,Yayuk, 1997, Inayatullah dalam Sosiologi Pedesaan, Lappera Pustaka Utama, Jogyakarta.
Kartohadikusumo, Sutardjo, 1997, Sosiologi Pedesaan, Jogyakarta.
Roucek dan waren, Yulianti dan Poernomo,1984, Sosiologi Pedesaan, Jogyakarta.
Koentjaraningrat, 2002, Pengantar Ilmu Antropologi, PT RINEKA CIPTA, Jakarta.
Sayogyo,1980, Pengantar Ilmu Antropologi, PT RINEKA CIPTA, Jakarta.
Maleong, Lexy J, 2002, Metodologi penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya
Bandung.

                                                                                                                        




0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More